Bahaya Penyesatan

Teaching Legacy Letter
*First Published: 2024
*Last Updated: Desember 2025
6 min read
Dalam edisi revisi terbaru dari buku Perlindungan Dari Penyesatan (Protection From Deception), yang kini diterbitkan sebagai Pertempuran Sepanjang Masa (Battle of the Ages), Derek Prince memperingatkan tentang bahaya terbesar yang akan dihadapi umat Kristen di akhir zaman.
Dalam bagian pertama dari ketiga seri, 'Pertempuran Sepanjang Masa', kita akan membahas isu penting ini: 'Bahaya Penyesatan'.
Peringatan yang Harus Diperhatikan
Yesus memberikan beberapa peringatan yang jelas terhadap penyesatan oleh manifestasi-manifestasi palsu yang akan muncul pada akhir zaman. Peringatan-peringatan ini merupakan inti dari peperangan rohani yang kita hadapi dalam 'Pertempuran Sepanjang Masa'. Empat dari peringatan ini tercatat dalam dua puluh satu ayat di kitab Matius. Pertama, dalam kitab Matius 24:4, Yesus memperingatkan, "Waspadalah supaya jangan ada orang yang menyesatkan kamu!" Dalam ayat 5, Dia menubuatkan, "Sebab banyak orang akan datang dengan memakai nama-Ku dan berkata: Akulah Mesias, dan mereka akan menyesatkan banyak orang." Dalam ayat 11, Dia memperingatkan, "Banyak nabi palsu akan muncul dan menyesatkan banyak orang." Akhirnya, dalam ayat 24, Dia menyimpulkan, "Sebab Mesias-mesias palsu dan nabi-nabi palsu akan muncul dan mereka akan mengadakan tanda-tanda yang dahsyat dan mujizat-mujizat, sehingga sekiranya mungkin, mereka menyesatkan orang-orang pilihan juga."
Peringatan-peringatan ini tidak boleh dianggap remeh. Barangsiapa mengabaikannya, ia melakukannya dengan mempertaruhkan jiwanya sendiri. Penyesatan—bukan penyakit, kemiskinan, atau penganiayaan—adalah bahaya terbesar yang kita hadapi di akhir zaman, dan itu adalah medan pertempuran terakhir bagi kita dalam 'Pertempuran Sepanjang Masa'.
Masalah Hati
Barangsiapa yang menyangkal kerentanannya terhadap penyesatan, ia sudah tertipu, karena Yesus telah menubuatkannya dan Dia tidak pernah salah. Hati kita tidak mampu membedakan kebenaran dengan sendirinya. Kitab Amsal 28:26 mengajarkan: “Siapa percaya kepada hatinya sendiri adalah orang bebal.” Kita tidak boleh menjadi bodoh dengan mempercayai hati kita. Apa pun yang dikatakan hati kita tidak dapat diandalkan, seperti yang ditegaskan dalam kitab Yeremia 17:9: ”Betapa liciknya hati, lebih licik dari pada segala sesuatu, hatinya sudah membatu: siapakah yang dapat mengetahuinya?”. Dalam bahasa Ibrani, kata "licik" bersifat aktif, bukan pasif. Hati bukanlah yang disesatkan; melainkan hati itu sendirilah penyesat, yang menyesatkan kita.
Apa Tujuannya?
Penting juga untuk menyadari bahwa tanda dan mukjizat tidak menjamin atau menentukan kebenaran. Kebenaran itu tetap dan tidak berubah; kebenaran itu adalah Firman Allah. Dalam kitab Yohanes 17:17, Yesus berdoa kepada Bapa, "Firman-Mu adalah kebenaran." Pemazmur menyatakan, "Untuk selama-lamanya, ya TUHAN, firman-Mu tetap teguh di sorga" (Mazmur 119:89). Tidak ada peristiwa di bumi, baik yang alami maupun supernatural, yang dapat mengubah sedikit pun tanda atau huruf dalam Firman Allah.
Tanda-tanda sejati menegaskan kebenaran; tanda-tanda palsu menegaskan kebohongan. Banyak orang Kristen menganggap bahwa setiap tanda supernatural pasti berasal dari Allah, melupakan bahwa Setan, atau iblis, sepenuhnya mampu melakukan tanda-tanda dan mukjizat supernatural. Seperti yang ditulis Rasul Paulus dalam suratnya yang kedua kepada jemaat di Tesalonika,
Kedatangan si pendurhaka itu adalah pekerjaan Iblis, dan akan disertai rupa-rupa perbuatan ajaib, tanda-tanda dan mujizat-mujizat palsu, dengan rupa-rupa tipu daya jahat terhadap orang-orang yang harus binasa karena mereka tidak menerima dan mengasihi kebenaran yang dapat menyelamatkan mereka. Dan itulah sebabnya Allah mendatangkan kesesatan atas mereka, yang menyebabkan mereka percaya akan dusta, supaya dihukum semua orang yang tidak percaya akan kebenaran dan yang suka kejahatan. (2 Tesalonika 2:9-12)
Ayat ini membuktikan bahwa tanda-tanda dan mukjizat palsu memang ada; suatu fenomena tidak dapat dibenarkan hanya karena diklasifikasikan sebagai manifestasi supernatural. Ingatlah bahwa dalam kitab Keluaran, banyak mukjizat Musa di hadapan Firaun yang ditiru oleh para ahli sihir dan tukang tenung Firaun. (Lihat Keluaran 7:11–23). Tongkat Musa yang berubah menjadi ular akhirnya menelan ular-ular yang dibentuk dari tongkat para tukang tenung. Namun faktanya tetap, Setan dapat memberi orang kuasa untuk melakukan mukjizat tertentu.
Mereka yang menerima dusta Setan melakukannya "karena mereka tidak menerima dan mengasihi kebenaran ... Allah mendatangkan kesesatan atas mereka" (2 Tesalonika 2:10-11). Ini adalah salah satu pernyataan Alkitab yang paling mengerikan. Jika Allah mendatangkan kesesatan, kita pasti akan tertipu. Penghukuman datang kepada mereka yang "tidak percaya akan kebenaran dan yang suka kejahatan" (ayat 12).
Ukuran Tertinggi
Satu-satunya cara untuk mengetahui apakah suatu tanda atau mukjizat itu benar adalah dengan mengukurnya melalui kebenaran—dengan Firman Allah. Dalam kitab Yohanes 8:32, Yesus berkata, “Kamu akan mengetahui kebenaran, dan kebenaran itu akan memerdekakan kamu.” Kitab Suci adalah satu-satunya penentu kebenaran atau kepalsuan. Kita diperintahkan untuk “Ujilah segala sesuatu dan peganglah yang baik” (1 Tesalonika 5:21).
Kitab Wahyu menjanjikan serangkaian tanda dan mukjizat supernatural tertentu yang akan menandai akhir zaman. Tugas kita dalam 'Pertempuran Sepanjang Masa' adalah menggunakan kearifan selagi kita menantikan hari penghakiman, menjaga diri kita terhadap taktik iblis dan berpegang teguh pada gereja yang sebenarnya, mempelai Kristus.
Kemenangan-Nya, Kemenangan Kita
Sambil menantikan hari ketika Mempelai Surgawi kita, Yesus Kristus, kembali untuk membebaskan kita sepenuhnya dari zaman yang jahat ini, kita harus terpisah dari dunia. Ketika Kitab Suci mengatakan "dunia", umumnya merujuk pada sistem dunia—tatanan politik dan sosial yang menolak Allah, diperintah oleh Setan, dan mengatur pikiran serta perilaku orang-orang yang belum diselamatkan. Melalui kematian dan kebangkitan Yesus, Allah telah meraih kemenangan mutlak atas iblis. Setan mungkin memerintah dunia ini, tetapi pemerintahannya akan segera berakhir. Pembebasan kita—dan kemuliaan Allah—akan bertahan untuk selama-lamanya.
Dengan mengingat hal ini, kita harus membagikan terang dan kasih Allah kepada dunia—jangan sampai tertukar dengan mencintai dunia atau berusaha menerima kasihnya. Dengan memusatkan perhatian pada rumah surgawi kita, kita harus mengenakan kerendahan hati. Kita harus menanggalkan segala upaya dan motif yang mementingkan diri sendiri. Semua ini hanya akan memicu kesombongan kita, suatu sikap berbahaya yang membutakan kita terhadap tipu daya Setan dan membuat kita rentan.
Yang terutama, kita harus berpegang teguh pada salib. Salib adalah alat yang sama yang menjatuhkan hukuman mati atas Setan dan yang menjamin keselamatan kita melalui kemenangan Kristus—kemenangan yang akan digenapi sepenuhnya bagi kita dalam 'Pertempuran Sepanjang Masa'.
Doa Memohon Pertolongan
Saat kita menyadari kerentanan kita terhadap penyesatan dan kebutuhan kita akan kuasa yang datang melalui pengorbanan Yesus di kayu salib, marilah kita berpaling kepada Tuhan sekarang untuk pertolongan supernatural-Nya dalam peperangan melawan penyesatan.
*Prayer Response
Tuhan Yesus yang terkasih, kami sungguh-sungguh rindu untuk dibebaskan dari segala sikap sombong dan mementingkan diri sendiri yang dapat membutakan kami terhadap segala bentuk penyesatan. Ampunilah kami atas kecenderungan-kecenderungan tersebut dalam diri kami.
Kini kami berpaling kepada kuasa salib, di mana Engkau mencurahkan darah-Mu untuk menyelamatkan dan melindungi kami dari segala rancangan jahat musuh. Kami memanggil nama-Mu, Yesus, dan kuasa Firman-Mu, untuk melindungi kami dari segala bentuk penyesatan dan memampukan kami untuk hidup dalam kebenaran-Mu. Amin.
Kode: TL-L155-100-IND









