Menjelajahi Tanah Perjanjian Allah (Bagian 3)

Teaching Legacy Letter
*First Published: 2016
*Last Updated: Desember 2025
11 min read
Bagaimana Menjadi Anak Allah
Dalam setiap bagian pengajaran dari seri "Menjelajahi Tanah Perjanjian Allah" ini, dasar pemikiran yang kami gunakan sangat lah sederhana dan praktis. Tujuan kami adalah untuk mengidentifikasi kebutuhan atau masalah yang umumnya muncul dalam kehidupan kita, kemudian menemukan dan menerapkan solusi alkitabiah untuknya. Secara praktis saya telah berusaha menunjukkan kepada Anda bagaimana memenuhi kebutuhan dan memecahkan permasalahan itu dengan menemukan dan mengklaim janji-janji spesifik dalam Firman Allah yang membahas situasi tersebut.
Dalam pengajaran sebelumnya, kita membahas masalah dosa dan janji dalam Alkitab yang dapat meyakinkan kita bahwa Allah akan mengampuni kita. Dalam pengajaran ini, kita akan membahas topik lain yang penting bagi kehidupan rohani kita: bagaimana menjadi anak Allah.
Pembahasan Mendalam
Kita mulai dengan mengacu pada percakapan antara Yesus dan seorang pemimpin agama pada zaman-Nya, seorang Farisi bernama Nikodemus. Percakapan ini, tercatat dalam kitab Yohanes, pasal 3, ayat 1–11, isinya adalah sebagai berikut:
Adalah seorang Farisi yang bernama Nikodemus, seorang pemimpin agama Yahudi. Ia datang pada waktu malam kepada Yesus dan berkata: "Rabi, kami tahu, bahwa Engkau datang sebagai guru yang diutus Allah; sebab tidak ada seorang pun yang dapat mengadakan tanda-tanda yang Engkau adakan itu, jika Allah tidak menyertainya." Yesus menjawab, kata-Nya: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika seorang tidak dilahirkan kembali, ia tidak dapat melihat Kerajaan Allah." Kata Nikodemus kepada-Nya: "Bagaimanakah mungkin seorang dilahirkan, kalau ia sudah tua? Dapatkah ia masuk kembali ke dalam rahim ibunya dan dilahirkan lagi?" Jawab Yesus: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika seorang tidak dilahirkan dari air dan Roh, ia tidak dapat masuk ke dalam Kerajaan Allah. Apa yang dilahirkan dari daging, adalah daging, dan apa yang dilahirkan dari Roh, adalah roh. Janganlah engkau heran, karena Aku berkata kepadamu: Kamu harus dilahirkan kembali. Angin bertiup ke mana ia mau, dan engkau mendengar bunyinya, tetapi engkau tidak tahu dari mana ia datang atau ke mana ia pergi. Demikianlah halnya dengan tiap-tiap orang yang lahir dari Roh." Nikodemus menjawab, katanya: "Bagaimanakah mungkin hal itu terjadi?" Jawab Yesus: "Engkau adalah pengajar Israel, dan engkau tidak mengerti hal-hal itu? Aku berkata kepadamu, sesungguhnya kami berkata-kata tentang apa yang kami ketahui dan kami bersaksi tentang apa yang kami lihat, tetapi kamu tidak menerima kesaksian kami. (TB)
Percakapan yang sungguh luar biasa! Menarik untuk dicatat bahwa meskipun Nikodemus seorang yang tulus, baik, cerdas, dan terpelajar, ia tidak dapat memahami apa yang Yesus coba sampaikan. Di sini Yesus—jelas berbicara tentang salah satu aspek kehidupan yang paling penting—sebuah pengalaman yang Ia gambarkan sebagai “dilahirkan kembali”, “dilahirkan dari atas” atau “dilahirkan baru” (tercantum dalam semua terjemahan yang sah). Namun Nikodemus bergumul untuk mengerti akan konsep penting ini.
Dua Kodrat
Yesus memberi tahu Nikodemus tentang suatu pengalaman yang begitu penting sehingga tanpanya, tak seorang pun dapat melihat atau masuk ke dalam Kerajaan Allah. Pernyataan-Nya sangat mengejutkan Nikodemus, yang kesulitan memahami apa yang Yesus maksudkan. Yesus menjelaskan kepadanya bahwa, pada dasarnya, ada dua jenis kodrat. Ada kodrat jasmani (kodrat fisik) dan ada kodrat rohani. Ia berkata, “Apa yang dilahirkan dari daging, adalah daging, dan apa yang dilahirkan dari Roh, adalah roh.”
Nikodemus berpikir bahwa untuk dapat dilahirkan kembali, ia harus masuk kembali ke dalam rahim ibunya dan dilahirkan sebagai seorang bayi. Yesus menjelaskan dengan jelas bahwa Ia tidak sedang berbicara tentang proses kelahiran secara jasmani—kelahiran yang menghasilkan sifat kedagingan seperti yang sudah dimiliki Nikodemus. Sebaliknya, Yesus sedang berbicara tentang kelahiran yang menghasilkan sifat rohani—yang belum pernah dialami oleh Nikodemus.
Untuk menjelaskan lebih lanjut, Yesus membandingkan alam rohani dengan angin—salah satu unsur yang paling dikenal di dunia fisik kita. Yesus berkata, “Angin bertiup ke mana ia mau, dan engkau mendengar bunyinya, tetapi engkau tidak tahu dari mana ia datang atau ke mana ia pergi.”
Roh Kudus
Perlu kita ingat bahwa baik dalam bahasa Ibrani Perjanjian Lama maupun bahasa Yunani Perjanjian Baru, masing-masing bahasa menggunakan kata yang sama untuk angin, napas, atau roh—dalam bahasa Ibrani, ruach, dan dalam bahasa Yunani, pneuma. Ketika Yesus menggunakan angin sebagai contoh, Ia sedang mengarahkan kita kepada apa yang diilustrasikan oleh contoh tersebut—yaitu, perilaku Roh Kudus. Yesus berkata, “Roh Kudus itu seperti angin. Tak seorang pun dapat mengatur ke mana angin bertiup. Ia datang ke dalam hidup kita; kita tidak tahu dari mana asalnya, atau ke mana perginya.” Kemudian Ia menjelaskan hubungannya: “Seperti itulah karya Roh Kudus dalam kelahiran baru. Kita tidak tahu dari mana Roh itu berasal, atau ke mana perginya. Tetapi kita tentu tahu apa yang dilakukannya.”
Aktivitas Roh Kudus
Bagaimana kita tahu angin bertiup? Bukan karena kita melihatnya—tetapi karena kita melihat dampaknya. Apa yang kita lihat? Kita melihat awan berarak di langit. Mungkin kita melihat debu beterbangan di jalan atau pepohonan berayun-ayun. Kita mungkin melihat seorang wanita yang topi atau syalnya tertiup angin dan ia berlari mengejarnya.
Semua ini menunjukkan bahwa angin sedang bergerak di area tertentu. Hal yang sama berlaku ketika seseorang dilahirkan kembali. Roh Allah datang ke dalam hidupnya, dan ia tidak tahu dari mana asalnya atau ke mana perginya. Tetapi ia menyadari dengan pasti ada sesuatu yang sedang bergerak dan terjadi di dalam dirinya.
Bertahun-tahun yang lalu, ketika saya menjadi seorang pendeta di London, seorang wanita muda dari Denmark datang ke rumah kami untuk mencari tahu lebih banyak tentang pengalaman lahir baru ini. Saya menggambarkan wanita ini sebagai seorang Kristen KTP. Saya dan istri pertama saya mengajar dan menjelaskan kepadanya apa yang harus dia lakukan untuk dapat dilahirkan kembali. Kemudian saya menuntunnya dalam doa yang sangat sederhana di mana dia melakukan apa yang Allah kehendaki darinya.
Wanita muda ini bersifat agak kaku—sama sekali tidak menunjukkan emosi. (Orang Denmark, umumnya, bukanlah orang yang sangat emosional.) Namun, setelah ia mengucapkan doa ini di ruang tamu kami, dua tetes air mata yang besar muncul di matanya dan mengalir di pipinya. Dengan malu-malu, ia mengusap matanya dengan sapu tangan—segera dua tetes air mata lagi muncul dan mengalir di pipinya. Saat itu, ia berkata, “Saya tidak tahu mengapa saya menangis.” Saya menjawabnya: “Lihatlah, angin baru saja mulai bertiup.”
Apa yang wanita ini alami adalah salah satu bukti bahwa Roh Kudus sedang bekerja. Ia merasakan kelembutan—suatu kelegaan dan sukacita—yang tidak dapat ia mengerti dan jelaskan. Meskipun agak malu karenanya, apa yang ia rasakan begitu nyata sehingga ia tidak dapat menyembunyikannya.
Bagaimana Hal Itu Dapat Terjadi
Mari kita lihat kembali percakapan Yesus dengan Nikodemus, yang tercatat dalam kitab Yohanes pasal 3. Kemungkinan besar, Yesus menyampaikan hal yang sama kepada banyak orang. Namun, saya percaya percakapan dengan Nikodemus dicatat untuk alasan khusus. Mengapa? Karena seandainya ada hal lain selain kelahiran baru yang dapat memberikan apa yang Nikodemus butuhkan, kemungkinan besar ia sudah memilikinya. Ia adalah seorang yang religius; terpelajar; memiliki status sosial yang tinggi; dan berasal dari sebuah bangsa (Yahudi) yang telah Allah pilih untuk tujuan khusus. Namun, perhatikanlah bahwa agama, pendidikan, kedudukan sosial, maupun garis keturunan, tidak dapat menggantikan kelahiran baru.
Sejauh ini, kita telah membahas dua topik: pentingnya lahir baru dan hakikat dari apa yang terjadi ketika seseorang lahir baru. Masih ada satu topik penting lagi yang harus kita bahas: bagaimana seseorang dapat lahir baru. Sangatlah penting bagi kita untuk memperhatikannya secara khusus.
Dalam injilnya—pasal 1, ayat 11–13—Yohanes berkata demikian tentang Yesus:
”Ia datang kepada milik kepunyaan-Nya, tetapi orang-orang kepunyaan-Nya itu tidak menerima-Nya.” (TB)
Yesus datang sebagai seorang Yahudi kepada bangsa Yahudi. Namun, sebagai suatu bangsa—bukan secara individu, tetapi secara keseluruhan —mereka menolak Dia yang adalah Mesias mereka. Saya bersyukur kepada Allah karena ada kata “tetapi” di ayat berikutnya.
"Tetapi semua orang yang menerima-Nya diberi-Nya kuasa supaya menjadi anak-anak Allah, yaitu mereka yang percaya dalam nama-Nya; orang-orang yang diperanakkan bukan dari darah atau dari daging, bukan pula secara jasmani oleh keinginan seorang laki-laki, melainkan dari Allah." (TB)
Satu Langkah Kunci
Apa langkah kunci yang membawa seseorang kepada lahir dari pada Allah—yaitu, dilahirkan kembali atau lahir baru oleh Roh Allah? Bagi siapa pun yang menginginkan pengalaman ini, apa yang sebenarnya harus dilakukan? Alkitab menyatakannya dengan sangat sederhana. “Semua orang yang menerima-Nya [Yesus].” Langkah apa yang harus Anda ambil untuk dapat dilahirkan kembali? Anda harus menerima Yesus sebagai Juruselamat pribadi Anda, mengakui-Nya sebagai Tuhan. Ketika Anda melakukan itu, Dia memberi Anda hak dan wewenang untuk menjadi anak Allah. Anda mengambil langkah iman ini dengan percaya dalam nama-Nya.
Anda tidak dapat melakukannya melalui perbuatan baik agamawi apa pun atau dengan mengklaim kebenaran diri sendiri—melainkan hanya melalui percaya dalam nama-Nya. Hasil dari langkah iman ini adalah Anda dilahirkan dari pada Allah—dilahirkan kembali.
Dalam menjelaskan mengenai pengalaman lahir baru ini, Yohanes mengecualikan tiga karakteristik yang mungkin kita pikir berlaku untuk dapat dilahirkan kembali. Ia mengatakan bahwa kelahiran baru itu "bukan dari darah." Dengan kata lain, bukan melalui proses keturunan alami. Sebaik apa pun ayah dan ibu Anda, kebaikan mereka tidak membuat Anda juga menjadi baik dalam pengertian ini. Anda harus memiliki kelahiran rohani yang baru—suatu kodrat baru yang bukan berasal dari keturunan alami.
Kedua, Yohanes mengatakan hal itu bukanlah “dari daging” Hal itu bukanlah hasil pemenuhan suatu hasrat kedagingan atau nafsu duniawi.
Ketiga, ia mengatakan bahwa kelahiran baru ini bukan “secara jasmani oleh keinginan seorang laki-laki.” Kata dalam bahasa Yunani untuk “laki-laki” di sini adalah kata yang sama untuk “suami.” Ini menunjukkan bahwa kelahiran baru bukanlah hasil dari hubungan seksual alami antara suami dan istri. Kelahiran baru terjadi di tingkat yang berbeda. Hal tersebut bukanlah terjadi secara fisik, melainkan secara rohani. Dilahirkan dari Roh Allah—dilahirkan baru.
Menerapkan Janji Allah
Sebagai penutup, jika Anda menyadari perlunya dilahirkan kembali, saya ingin memberikan Anda sebuah janji sebagai pegangan. Tuhan Yesus memberikan janji ini dalam kitab Wahyu 3 ayat 20:
"Lihat, Aku berdiri di muka pintu dan mengetok; jikalau ada orang yang mendengar suara-Ku dan membukakan pintu, Aku akan masuk mendapatkannya dan Aku makan bersama-sama dengan dia, dan ia bersama-sama dengan Aku." (TB)
Jika Anda rindu untuk dilahirkan kembali, ini adalah kata yang sangat penting bagi Anda. Yesus sedang berdiri di pintu hati Anda sekarang, mengetuk. Dia adalah seorang yang penuh sopan santun. Dia tidak akan memaksa masuk.
Jika Anda ingin Yesus untuk masuk, Anda harus mengundang-Nya masuk. Dan jika Anda mengundang-Nya, Anda dapat yakin Ia pasti akan masuk—karena Ia seorang yang mulia dan Ia menepati janji-Nya.
Yesus melanjutkan dengan berkata: "Aku akan masuk mendapatkannya dan Aku makan bersama-sama dengan dia, dan ia bersama-sama dengan Aku." Anda harus memberikan makan malammu kepada Yesus terlebih dahulu, barulah Ia akan berbagi makan malam-Nya denganmu.
Apa yang harus Anda lakukan? Anda harus mengundang Dia masuk. Anda harus berserah kepada-Nya; dan kemudian dengan iman, Anda harus berterima kasih kepada-Nya karena Dia telah masuk. Ingatlah bahwa semua ini terjadi melalui iman di dalam nama-Nya.
Mungkin Roh Kudus sedang menggerakkan hati Anda untuk mengambil langkah ini sekarang juga. Anda mungkin merasakan kebutuhan untuk dilahirkan kembali, atau untuk meneguhkan kembali langkah ini dalam hidup Anda.
Jika demikian, marilah kita terapkan janji Alkitab yang terdapat dalam kitab Wahyu 3:20, dan ungkapkan kepada Yesus dengan doa berikut ini:
*Prayer Response
Tuhan Yesus, aku tahu aku perlu dilahirkan baru oleh Roh Allah. Seperti Nikodemus, aku mungkin tidak sepenuhnya mengerti prosesnya, tetapi aku ingin Roh Allah yang hidup menyentuh hatiku dan memberiku kehidupan. Aku membutuhkan sesuatu yang melampaui darah, keinginan daging atau keinginan manusia. Aku ingin menerima Yesus dan dilahirkan kembali sebagai anak Allah melalui Roh Kudus.
Yesus, aku merasakan Engkau mengetuk pintu hatiku. Saat ini aku mendengar dan menanggapi suara-Mu—aku mengundang-Mu masuk, menyerahkan hidupku kepada-Mu, dan berterima kasih karena Engkau telah datang. Terima kasih Yesus, karena Engkau telah datang ke dalam hidupku—memberiku kelahiran baru oleh Roh-Mu. Amin.

*Free download
*This Teaching Letter is available to download, print and share for personal or church use.
Unduh PDFKode: TL-L110-100-IND