Menjelajahi Tanah Perjanjian Allah (Bagian 1)

Teaching Legacy Letter
*First Published: 2016
*Last Updated: Desember 2025
10 min read
Beberapa tahun yang lalu, saya berbicara di hadapan sejumlah orang tentang janji-janji luar biasa yang tersedia bagi kita sebagai orang-orang yang percaya kepada Yesus Kristus. Dalam suatu khotbah, saya memutuskan untuk berbicara kepada mereka tentang apa yang telah Yesus lakukan di kayu salib, dan apa yang dapat mereka terima sebagai hasilnya.
Sebagai ilustrasi dari janji-janji Allah yang tersedia, saya berkata kepada mereka, “Jika kalian semua lapar dan saya adalah pemilik kebun jeruk, saya dapat menangani situasi ini dengan dua cara. Saya dapat pergi ke kebun jeruk saya, mengambil satu buah jeruk, membawanya kepada kalian dan berkata, ‘Ini, makanlah.’ Tindakan itu untuk sementara akan memuaskan rasa lapar kalian. Atau, cara lainnya adalah dengan mengundang kalian ke kebun jeruk, menunjukkan kebun itu dengan semua buah di pohonnya, dan kemudian mempersilahkan kalian untuk berjalan keliling kebun dan mengambil sendiri buahnya.”
Lalu saya berkata kepada para pendengar, "Pendekatan kedua inilah yang akan saya lakukan malam ini. Saya tidak akan menawarkan jeruk kepada Anda—saya akan membawa Anda ke kebun jeruk."
Demikian pula, saya berharap untuk menggunakan pendekatan kedua itu bersama Anda dalam pembelajaran tentang topik "Menjelajahi Tanah Perjanjian Allah" ini. Saya akan membawa Anda ke kebun jeruk—dan terserah Anda untuk memetik buahnya sendiri.
Dalam setiap bagian dari seri ini, saya akan membahas beberapa kebutuhan atau masalah yang umumnya muncul dalam kehidupan kita. Pada intinya, saya akan "membawa Anda ke kebun jeruk"—menunjukkan kepada Anda cara-cara praktis untuk memenuhi kebutuhan tersebut atau untuk memecahkan masalah-masalah itu. Bagaimana caranya? Dengan membantu Anda menemukan dan mengklaim janji-janji spesifik dari Firman Allah yang sesuai untuk setiap situasi tertentu.
Penyediaan dalam Janji-Janji Allah
Hal pertama dalam pengajaran awal dengan tema "Menjelajahi Tanah Perjanjian Allah" ini sangat penting: penyediaan Allah bagi kita terdapat dalam janji-janji-Nya. Ayat kunci yang mendukung hal ini adalah kitab 2 Petrus 1:3-4.
Karena kuasa ilahi-Nya telah menganugerahkan kepada kita segala sesuatu yang berguna untuk hidup yang saleh oleh pengenalan kita akan Dia, yang telah memanggil kita oleh kuasa-Nya yang mulia dan ajaib. Dengan jalan itu Ia telah menganugerahkan kepada kita janji-janji yang berharga dan yang sangat besar, supaya olehnya kamu boleh mengambil bagian dalam kodrat ilahi, dan luput dari hawa nafsu duniawi yang membinasakan dunia. (TB)
Kita perlu memperhatikan dua kebenaran dalam ayat-ayat ini. Keduanya dinyatakan dalam bentuk kata kerja waktu lampau, yang berarti keduanya telah digenapi. Ayat 3 memberitahu kita bahwa kuasa ilahi Allah telah menganugerahkan kepada kita segala sesuatu yang berguna untuk hidup yang saleh. Perhatikan bahwa ayat ini tidak mengatakan Allah akan memberi kita segala sesuatu yang kita butuhkan. Sebaliknya, ayat ini mengatakan Dia telah menganugerahkannya kepada kita.
Ayat 4 lebih lanjut menekankan hal ini dengan kebenaran kedua: “Ia [Allah] telah menganugerahkan kepada kita janji-janji yang berharga dan yang sangat besar.” Jelaslah, Allah telah memberikan kepada kita segala sesuatu yang akan kita perlukan. Bagaimana kita dapat menerimanya? Dia menyediakannya dalam bentuk janji-janji-Nya.
Menerima Warisan Kita
Kita sampai pada hal kedua dalam segmen pengajaran awal ini: janji-janji Allah adalah warisan kita. Dalam memeriksa kebenaran ini, kita dapat melihat betapa eratnya Perjanjian Baru mencerminkan Perjanjian Lama. Dalam Perjanjian Lama, di bawah pimpinan Yosua, Allah memimpin umat-Nya ke tanah perjanjian. Dalam Perjanjian Baru, di bawah pimpinan Yesus (nama yang sama dengan Yosua dalam bahasa Ibrani), Allah memimpin umat-Nya ke negeri yang penuh dengan janji-janji Allah. Karena itu, janji-janji Allah adalah warisan kita.
Tujuan utama dari rangkaian pesan "Menjelajahi Tanah Perjanjian Allah" ini adalah untuk mengembangkan pemahaman yang jelas akan warisan kita dan kemudian mengerti bagaimana kita dapat memilikinya.
Lebih dari sekadar diskusi intelektual, seri pengajaran ini akan sangat praktis. Setiap bagian akan membahas kebutuhan atau masalah spesifik yang muncul pada umumnya dalam kehidupan kita. Saya kemudian akan menunjukkan kepada Anda—dengan cara yang sangat praktis—bagaimana memenuhi kebutuhan itu atau memecahkan masalah tersebut dengan menemukan dan mengklaim janji-janji spesifik dari Allah yang berlaku untuk itu.
Janji Yosua
Sebagai dasar dari semua yang akan kita bahas dalam rangkaian pengajaran ini, saya ingin meletakkan sebuah prinsip dasar. Untuk melakukannya, mari kita bahas sebuah janji yang, dalam arti tertentu, merupakan kunci untuk mengklaim semua janji. Ini adalah pernyataan yang Tuhan sampaikan kepada Yosua ketika Dia menugaskannya untuk memimpin umat-Nya ke tanah perjanjian mereka. Janji yang luar biasa ini terdapat dalam kitab Yosua pasal 1 ayat 8, di mana Tuhan berfirman kepada Yosua sebagai berikut:
"Janganlah engkau lupa memperkatakan kitab Taurat ini, tetapi renungkanlah itu siang dan malam, supaya engkau bertindak hati-hati sesuai dengan segala yang tertulis di dalamnya, sebab dengan demikian perjalananmu akan berhasil dan engkau akan beruntung." (TB)
Sungguh suatu pernyataan yang luar biasa! Saya rasa tidak ada janji yang memberikan jaminan kesuksesan total yang lebih lengkap daripada janji yang diberikan kepada Yosua ini. "Sebab dengan demikian perjalananmu akan berhasil dan engkau akan beruntung." Dorongan yang luar biasa ini mencakup dua hasil: keberhasilan dan keberuntungan.
Saya menemukan dalam interaksi saya dengan banyak orang selama bertahun-tahun bahwa tidak seorang pun yang ingin gagal. Jauh di lubuk hati, setiap manusia dilahirkan dengan kerinduan yang mendalam untuk berhasil. Karena itu, ketika orang gagal, itu bukan lah karena mereka ingin gagal. Mereka gagal karena mereka tidak tahu bagaimana caranya untuk berhasil. Untungnya, ayat yang baru saja kita bahas memberi tahu kita dengan tepat bagaimana caranya untuk berhasil. Janji kepada Yosua adalah jaminan Allah untuk menuju keberhasilan.
Memenuhi Persyaratannya
Pada titik ini, penting bagi kita untuk memeriksa persyaratan yang telah ditetapkan Allah. Persyaratan ini dinyatakan dalam beberapa kata kunci dalam ayat yang baru saja kita bahas. Pertama, "Janganlah engkau lupa memperkatakan kitab Taurat ini" (Perhatikan secara khusus kata "memperkatakan" dalam bagian ini.) Kedua, "tetapi renungkanlah itu siang dan malam." Perenungan berkaitan dengan hati dan pikiran—yaitu, batin kita. Implikasinya adalah kita harus membiarkan Firman-Nya meresap jauh ke dalam batin kita. Ketiga, ayat ini selanjutnya mengatakan, "supaya engkau bertindak hati-hati sesuai dengan segala yang tertulis di dalamnya."
Kata-kata kuncinya di sini adalah "memperkatakan", "renungkan", dan "bertindak". Dalam menanggapi hal tersebut—dan saya akan mengubah urutannya sejenak—apakah yang harus Anda lakukan? Anda harus merenungkan hukum Allah, memperkatakan hukum Allah, dan bertindak sesuai hukum Allah. Seluruh proses ini melibatkan perenungan yang benar, perkataan yang benar, dan tindakan yang benar. Kebenaran dari pikiran, perkataan, dan tindakan kita ditentukan oleh apakah semuanya itu sesuai dengan hukum Allah atau tidak.
Memperkatakan Apa yang Allah Katakan
Untuk lebih menerapkan kebenaran ini dalam kehidupan kita, sekarang kita akan melihat dalam Perjanjian Baru. Bagian yang akan kita bahas adalah kitab Roma 10:8-10, yang menyatakan persyaratan keselamatan menurut Perjanjian Baru. Berbicara tentang Firman Allah, Rasul Paulus berkata:
Tetapi apakah katanya? Ini: "Firman itu dekat kepadamu, yakni di dalam mulutmu dan di dalam hatimu." Itulah firman iman, yang kami beritakan. Sebab jika kamu mengaku dengan mulutmu, bahwa Yesus adalah Tuhan, dan percaya dalam hatimu, bahwa Allah telah membangkitkan Dia dari antara orang mati, maka kamu akan diselamatkan. Karena dengan hati orang percaya dan dibenarkan, dan dengan mulut orang mengaku dan diselamatkan. (TB)
Terjemahan yang lebih literal dari ayat 10 adalah: "dengan hati manusia percaya dan dibenarkan dan dengan mulut manusia mengaku dan diselamatkan." Perhatikan bahwa di seluruh ayat-ayat ini, kita melihat hubungan antara hati dan mulut. (Nantinya dalam pengajaran ini, kita akan membahas urutan langkah-langkah yang disampaikan oleh Rasul Paulus.)
Pertama-tama, saya perlu menjelaskan dua konsep penting yang digunakan di sini. Kata “mengaku” memiliki arti khusus dalam Alkitab. Arti harfiahnya adalah “memperkatakan hal yang sama”. Karena itu, ketika kita mengaku, kita memperkatakan hal yang sama dengan apa yang Allah katakan dalam Firman-Nya. Ini berlaku untuk topik apa pun yang dibahas dalam Firman Allah—baik itu tentang dosa, keselamatan, kesembuhan, atau doa. Pengakuan adalah membuat perkataan kita selaras dengan Firman Allah.
Kata "keselamatan" dalam kitab Roma ini merupakan istilah yang mencakup semua manfaat yang disediakan bagi kita melalui kematian Yesus Kristus di kayu salib. Ini mencakup manfaat rohani, jasmani, materi, manfaat dalam kehidupan ini dan di kehidupan yang akan datang—manfaat baik di masa kini maupun di kekekalan. Dengan mengingat hal ini, mari kita lihat apa yang Rasul Paulus katakan tentang hubungan antara mulut dan hati.
Mulut & Hati
Rasul Paulus menggunakan pasangan kata ini tiga kali—satu kali di setiap ayat. Dalam ayat 8, ia berkata, “Firman itu dekat kepadamu, yakni di dalam mulutmu dan di dalam hatimu.” Perhatikan bahwa mulut disebutkan terlebih dahulu, baru kemudian hati. Dalam ayat 9, ia berkata, “Sebab jika kamu mengaku dengan mulutmu, bahwa Yesus adalah Tuhan, dan percaya dalam hatimu, bahwa Allah telah membangkitkan Dia dari antara orang mati, maka kamu akan diselamatkan.” Perhatikan lagi bahwa mulut mendahului hati. Tetapi dalam ayat 10, ketika Rasul Paulus mengulangi pasangan kata ini untuk ketiga kalinya, ia membalik urutannya: “Karena dengan hati orang percaya dan dibenarkan, dan dengan mulut orang mengaku dan diselamatkan.” Di sini, hati disebut terlebih dahulu daripada mulut.
Saya percaya ada alasan praktis di balik perubahan urutan ini. Seringkali, cara untuk diyakinkan akan kebenaran Allah dalam pengalaman hidup Anda adalah dengan membuat pengakuan yang benar. Bahkan ketika hati mungkin belum merasa yakin akan kebenaran tertentu dari Firman Allah, Anda meneguhkan keyakinan dengan mulut Anda bahwa itu adalah Firman Allah, dan bahwa Firman-Nya benar dari awal hingga akhir. Untuk alasan ini—karena Allah yang berkata—Anda bersedia untuk memperkatakan nya. Dalam arti tertentu, Anda merendahkan diri— menundukkan pikiran duniawi Anda di hadapan otoritas Firman Allah. Karena Allah yang berkata, maka Anda memperkatakan nya.
Ke Dalam Hati Kita
Hebatnya, apa yang keluar dari mulut kita berpindah ke dalam hati. Ketika kita memperkatakan dua kali dengan mulut kita, pada saat yang sama hal itu tertanam dalam hati kita. Lalu menjadi alami bagi kita untuk memperkatakannya—karena sudah ada di dalam hati kita, dan dengan sendirinya akan keluar dari dalam hati ke mulut.
Beginilah seringkali cara kita untuk meneguhkan diri dalam kebenaran Firman Allah. Pertama-tama, kita mengakui dan percaya bahwa keselamatan adalah dari Allah. Firman itu berpindah dari mulut kita ke dalam hati, dan kemudian dari hati kembali ke mulut kita. Dengan cara inilah, pengakuan iman menghasilkan keselamatan.
Pengakuan hanyalah langkah pertama. Tindakan harus menyusul. Ayat-ayat berikut dari kitab Yakobus 2:17 dan 26 menegaskan kebenaran ini—bahwa setelah Firman Allah tertanam di mulut dan di hati kita, kita harus melakukannya:
“Demikian juga halnya dengan iman: Jika iman itu tidak disertai perbuatan, maka iman itu pada hakekatnya adalah mati.” (TB)
Dan selanjutnya:
“Sebab seperti tubuh tanpa roh adalah mati, demikian jugalah iman tanpa perbuatan-perbuatan adalah mati.” (TB)
Dengan kata lain, hanya dengan percaya dan memperkatakan saja tidaklah cukup. Kita juga harus melakukannya. Jadi, kita kembali kepada prinsip yang persis sama yang ditetapkan bagi Yosua: renungkan Firman Allah, perkatakan Firman Allah, lakukan Firman Allah. Hasilnya dijamin: keberhasilan.
Bagaimana Dengan Anda?
Apakah Anda rindu untuk mengalami keberhasilan seperti yang dibahas dalam pengajaran ini? Apakah Anda ingin melihatnya menjadi kenyataan dalam hidup Anda sendiri? Jika Anda ingin memberi tahu Tuhan bahwa Anda rindu untuk bertumbuh dalam hubungan Anda dengan-Nya, mari kita nyatakan kesungguhan hati tersebut kepada-Nya sekarang dengan doa berikut:
*Prayer Response
Tuhan, aku sungguh-sungguh percaya bahwa Engkau memiliki banyak janji untukku dan keluargaku. Aku tahu janji-janji itu dinyatakan dengan jelas dalam Firman-Mu. Tolong aku untuk mendapatkan pemahaman yang jelas tentang warisan-Mu bagiku, dan kemudian mampukan aku untuk berjalan dalamnya dengan iman.
Tuhan, hari ini—dengan doa ini—kusampaikan kerinduanku akan penggenapan setiap janji-Mu yang berlaku bagiku. Aku ingin merenungkan kebenaran-Mu dan memperkatakan kebenaran-Mu. Lalu aku ingin melakukan kebenaran itu dalam hidupku. Aku percaya akan kuasa-Mu untuk membawaku kepada hasil akhir—keberhasilan di dalam-Mu.
Terima kasih, Tuhan—atas janji-janji-Mu yang adalah warisanku. Amin.
Kode: TL-L108-100-IND









